For my third artifact, I chose to write about Indonesian history -- starting from 1900 until 2000. The 20th century was a seminal time period for Indonesia. It secured its independence, recovered from a coup, and witnessed genocidal violence against supposed communists. In the artifact below, I work on narrating events, shifting time frames, the verb + -kan suffix, and the passive di- prefix.
Paragraf ini adalah tentang sejarah Indonesia dari tahun sembilan belas lima puluh hingga tahun dua ribu. Pada tahun seribu sembilan ratus, Belanda menguasai Indonesia. Pada tahun seribu sembilan ratus empat puluh dua, Jepang menginvai Dutch East Indies dan selama perang dunia kedua, Jepang menduduki Dutch East Indies. Pada tahun seribu sembilan ratus lima puluh lima, Jepang meninggalkan, dan pemimpin nasionalis Sukarno menyatakan kemerdekaan. Dari tahun seribu sembilan ratus empat puluh lima hingga tahun seribu sembilan ratus lima puluh sembilan, ada perang kemerdekaan antara Indonesia dan Belanda. Pada tahun seribu sembilan ratus empat puluh sembilan, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Dan pada tahun seribu sembilan ratus lima puluh, Soekarno menjadi presiden dan Indonesia adalah anggota UN. Paragraf ini adalah tentang peristiwa penting dalam sejarah Indonesia dari tahun sembilan belas lima puluh (1950) hingga tahun dua ribu (2000). Pada tahun sembilan belas empat puluh sembilan, Indonesia menjadi independent. Soekarno, presiden pertama, menjabat sampai tahun sembilan belas enam puluh tujuh (1967). Pada tahun sembilan belas enam puluh lima 1965, ada kudeta yang gagal dan banyak komunis terbunuh dan dibersihkan. Pada tahun sembilan belas tujuh puluh Sembilan (1979), Timor Timur menjadi mandiri dan Indonesia menginvasi Timor Timur pada tahun sembilan belas delapan puluh (1980). Pada tahun sembilan belas sembilan puluh sembilan (1999), pemilihan bebas diadakan untuk pertama kalinya, dan Abdurrahman Wahid menjadi presiden.
Comments